Agar Aman Berbelanja di Dunia Digital, Ini yang Perlu Diperhatikan
loading...
A
A
A
TRENGGALEK - Saat ini jual beli di dunia digitial sudah tidak terhindarkan. Bahkan belanja online sudah menjadi gaya hidup bagi kalangan terentu. Namun, rasa nyaman dalam berbenja tetap menjadi perhaitan utama. Untuk itu, beberapa hal penting perlu diketahi saat bernelanja di dunia digital.
Direktur LKP Mitra Ilmu-Tulungagung, Khotibul Umam, saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membeberkan beberapa tips penting saat berbelanja.
Selain mengenali e-commerce yang kredibel dan banyak direkom pelanggan, jelas Umam, sebelum melakukan transfer biasakan cek dulu rekening tujuan ke aplikasi Kominfo, spserti aplikasi cekrekening.id atau kredibel.co.id.
"Memang sedikit ribet, tapi jadikan ini kebiasaan baru agar aman berbelanja di dunia digital. Kalau bimbang, minta rekomendasi teman. Bila perlu, gunakan rekening bersama, syukur bisa COD (cash on delivery),” kata Umam saat diskusi di Lapangan Desa Durenan, Kecamatan Durenan, Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (28/4/2023).
Menurutnya, ribet jangan jadi masalah, karena tidak ada yang aman 100 persen di ruang digital. ”Yang bisa kita lakukan hanya mencegah dan menghindar menjadi korban penipuan belanja online,” terang Umam, dalam diskusi luring yang diselenggarakan di tengah Festival Budaya Ketupat gelaran Karang Taruna ”Taruna Bhakti” Durenan.
Diskusi bertajuk ”Hati-hati Dalam Jual Beli Online” ini diikuti oleh kalangan komunitas pemuda Kabupaten Trenggalek. Selain Umam, diskusi juga menghadirkan Wakil Ketua RTIK Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi, Pelatih Pusdikcab RTIK Tulungagung Mohamad Subaweh.
Ismanu Roziqi mengatakan, mengecek e-commerce yang kredibel penting dilakukan oleh pemula yang suka tergoda tawaran barang-barang murah di pasar online, yang kini makin berlimpah ruah. Mulai dari baju, jam tangan, tas murah mengaku ”branded”, dan barang menggoda lainnya. Ternyata, begitu ditransfer, yang dikirim barang palsu.
Dari fakta, lanjut dia, hal ini sudah banyak makan korban. Solusinya, intip komentar dan ulasan produk, serta e-commerce yang menawarkan, apakah kredibel dan aman.
"Sudah banyak melakukan penipuan. Mendingan biasakan minta pendapat teman atau saudara yang sering bertransaksi online. Minta share pengalaman mereka, agar kita tidak ikut jadi korban,” imbuh Ismanu Roziqi.
Hal lain yang menurut Roziqi masih kurang di kalangan warganet adalah peran serta untuk mencegah meluasnya korban penipuan jual beli online.
”Kalau kita terpaksa jadi korban penipuan, laporkan ke instansi terkait agar tidak terulang pada teman dan korban lain. Cukup stop di kita saja,” ujarnya.
Meski dunia digital kini hadir tanpa batas, narsum Mohamad Subaweh mengajak warganet untuk menjadikan ruang digital sebagai ruang yang berbudaya. "Ruang tempat kita tumbuh dan berkembang, mengembangkan anak-anak kita agar beretika dan bermartabat, serta menjaga tata krama dan kesopanan," bebernya.
Menurut dia, etika sesuai ajaran Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika tetap harus menjadi acuan dalam berinteraksi di dunia digital. "Menerapkan pola itu akan menjadikan kita terus aman dan dihargai oleh sesama warga digital sebagai warga yang bermartabat,” pungkas Subaweh.
Lihat Juga: Layanan Imigrasi Terganggu Gara-gara PDN Kominfo Down, Silmy Karim: Konsekuensi Digitalisasi
Direktur LKP Mitra Ilmu-Tulungagung, Khotibul Umam, saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membeberkan beberapa tips penting saat berbelanja.
Baca Juga
Selain mengenali e-commerce yang kredibel dan banyak direkom pelanggan, jelas Umam, sebelum melakukan transfer biasakan cek dulu rekening tujuan ke aplikasi Kominfo, spserti aplikasi cekrekening.id atau kredibel.co.id.
"Memang sedikit ribet, tapi jadikan ini kebiasaan baru agar aman berbelanja di dunia digital. Kalau bimbang, minta rekomendasi teman. Bila perlu, gunakan rekening bersama, syukur bisa COD (cash on delivery),” kata Umam saat diskusi di Lapangan Desa Durenan, Kecamatan Durenan, Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (28/4/2023).
Menurutnya, ribet jangan jadi masalah, karena tidak ada yang aman 100 persen di ruang digital. ”Yang bisa kita lakukan hanya mencegah dan menghindar menjadi korban penipuan belanja online,” terang Umam, dalam diskusi luring yang diselenggarakan di tengah Festival Budaya Ketupat gelaran Karang Taruna ”Taruna Bhakti” Durenan.
Diskusi bertajuk ”Hati-hati Dalam Jual Beli Online” ini diikuti oleh kalangan komunitas pemuda Kabupaten Trenggalek. Selain Umam, diskusi juga menghadirkan Wakil Ketua RTIK Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi, Pelatih Pusdikcab RTIK Tulungagung Mohamad Subaweh.
Ismanu Roziqi mengatakan, mengecek e-commerce yang kredibel penting dilakukan oleh pemula yang suka tergoda tawaran barang-barang murah di pasar online, yang kini makin berlimpah ruah. Mulai dari baju, jam tangan, tas murah mengaku ”branded”, dan barang menggoda lainnya. Ternyata, begitu ditransfer, yang dikirim barang palsu.
Dari fakta, lanjut dia, hal ini sudah banyak makan korban. Solusinya, intip komentar dan ulasan produk, serta e-commerce yang menawarkan, apakah kredibel dan aman.
"Sudah banyak melakukan penipuan. Mendingan biasakan minta pendapat teman atau saudara yang sering bertransaksi online. Minta share pengalaman mereka, agar kita tidak ikut jadi korban,” imbuh Ismanu Roziqi.
Hal lain yang menurut Roziqi masih kurang di kalangan warganet adalah peran serta untuk mencegah meluasnya korban penipuan jual beli online.
”Kalau kita terpaksa jadi korban penipuan, laporkan ke instansi terkait agar tidak terulang pada teman dan korban lain. Cukup stop di kita saja,” ujarnya.
Meski dunia digital kini hadir tanpa batas, narsum Mohamad Subaweh mengajak warganet untuk menjadikan ruang digital sebagai ruang yang berbudaya. "Ruang tempat kita tumbuh dan berkembang, mengembangkan anak-anak kita agar beretika dan bermartabat, serta menjaga tata krama dan kesopanan," bebernya.
Menurut dia, etika sesuai ajaran Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika tetap harus menjadi acuan dalam berinteraksi di dunia digital. "Menerapkan pola itu akan menjadikan kita terus aman dan dihargai oleh sesama warga digital sebagai warga yang bermartabat,” pungkas Subaweh.
Lihat Juga: Layanan Imigrasi Terganggu Gara-gara PDN Kominfo Down, Silmy Karim: Konsekuensi Digitalisasi
(don)